Kenali warna Feses atau Pup Bayi
Normal atau tidaknya sistem pencernaan bayi, dapat dideteksi dari warna fesesnya. Umumnya, warna-warna feses bayi dibedakan menjadi kuning atau cokelat, hijau, merah, dan putih atau keabu-abuan.
Kuning
Warna kuning adalah indikasi feses normal. Susu yang dikonsumsi bayi amat mempengaruhi warna fesesnya. Bila bayi minum ASI secara eksklusif, tinjanya berwarna lebih cerah dan cemerlang atau didominasi warna kuning, karenanya disebut golden feces. Berarti ia mendapat ASI penuh, dari foremilk (ASI depan) hingga hindmilk (ASI belakang).
Warna kuning timbul dari proses pencernaan lemak yang dibantu oleh cairan empedu. Cairan empedu dibuat di dalam hati dan disimpan beberapa waktu di dalam kandung empedu sampai saatnya dikeluarkan. Bila di dalam usus terdapat lemak yang berasal dari makanan, kandung empedu akan berkontraksi (mengecilkan ukurannya) untuk memeras cairannya keluar. Cairan empedu ini akan memecah lemak menjadi zat yang dapat diserap usus.
Sedangkan bila yang diminum susu formula, atau ASI dicampur susu formula, warna feses akan menjadi lebih gelap, seperti kuning tua, agak cokelat, cokelat tua, kuning kecoklatan atau cokelat kehijauan.
Hijau
Feses berwarna hijau juga termasuk kategori normal. Meskipun begitu, warna ini tidak boleh terus muncul karena artinya cara ibu memberi ASI-nya belum benar. Yang terisap oleh bayi hanya foremilk saja, sedangkan hindmilk-nya tidak. Kasus demikian umumnya terjadi kalau produksi ASI sangat melimpah.
Di dalam payudaranya, ibu memiliki ASI depan (foremilik) dan ASI belakang (hindmilk). Pada saat bayi menyusu, ia akan selalu mengisap ASI depan lebih dulu. Bagian ini mempunyai lebih banyak kandungan gula dan laktosa tapi rendah lemak. Sifatnya yang mudah dan cepat diserap membuat bayi sering lapar. Sedangkan, ASI belakang (hindmilk) akan terisap kalau foremilk yang keluar lebih dulu sudah habis. Hindmilk mengandung banyak lemak. Lemak ini yang membuat tinja menjadi kuning.
Nah, kalau bayi hanya mendapat foremilk yang mengandung sedikit lemak dan banyak gula, terjadi perubahan pada proses pencernaan yang akhirnya membuat feses bayi berwarna hijau. Bahkan sering juga dari situ terbentuk gas yang terlalu banyak, sehingga bayi merasa tak nyaman (kolik).
Jika warna feses hijau dan kuning, berarti bayi mendapat ASI yang komplet, dari foremilk sampai hindmilk.
Merah
Warna merah pada kotoran bayi bisa disebabkan adanya tetesan darah yang menyertai. Namun dokter tetap akan melihat, apakah merah itu disebabkan darah dari tubuhnya sendiri atau dari ibunya.
Jika bayi sempat mengisap darah ibunya pada proses persalinan, maka pada fesesnya akan ditemukan bercak hitam yang merupakan darah. Umumnya bercak itu muncul selama satu sampai tiga hari. Bila darah itu tetap muncul pada fesesnya (bisa cair ataupun bergumpal), dan ternyata bukan berasal dari darah ibu, maka perlu diperiksa lebih lanjut. Kemungkinannya hanya dua, yaitu alergi susu formula bila bayi sudah mendapatkannya, dan penyumbatan pada usus yang disebut invaginasi. Dua-duanya butuh penanganan. Kalau ternyata invaginasi, bayi harus segera dioperasi.
Darah sangat jarang berasal dari disentri amuba atau basiler, karena makanan bayi belum banyak ragamnya. Kalau penyakitnya serius, biasanya bayi juga punya keluhan lain, seperti perutnya membuncit atau menegang, muntah, demam, rewel dan kesakitan.
Putih/Keabu-abuan
Waspadai segera jika feses bayi yang baru lahir berwarna kuning pucat atau putih keabu-abuan. Baik yang encer ataupun padat. Warna putih menunjukkan gangguan yang paling riskan. Bisa disebabkan gangguan pada hati atau penyumbatan saluran empedu. Ini berarti cairan empedunya tidak bisa mewarnai tinja, dan ini tidak boleh terjadi karena sudah ‘lampu merah’. Bila bayi sampai mengeluarkan tinja berwarna putih, saat itu juga ia harus dibawa ke dokter. Jangan menundanya sampai berminggu-minggu karena pasti ada masalah serius yang harus diselesaikan sebelum bayi berumur tiga bulan. Sebagai langkah pertama, umumnya dokter akan segera melakukan USG pada hati dan saluran empedunya.
Jangan terlambat membawa bayi ke dokter. Bila bayi baru dibawa ke dokter di atas usia tiga bulan, umumnya sudah mengalami kerusakan hati. Pilihannya tinggal transplantasi hati yang masih merupakan tindakan pengobatan yang sangat mahal di Indonesia.
Bentuk feses
1. Saat baru lahir, bentuk feses bayi menyerupai aspal lembek. Zat buangan ini berasal dari pencernaan bayi yang dibawa dari kandungan. Setelah itu, feses bayi bisa bergumpal-gumpal seperti jeli, padat, berbiji (seeded) dan bisa juga berupa cairan.
2. Feses bayi yang diberi ASI eksklusif biasanya tidak berbentuk, bisa seperti pasta/krem, berbiji (seeded), dan bisa juga seperti mencret/cair.
3. Feses bayi yang diberi susu formula berbentuk padat, bergumpal-gumpal atau agak liat dan merongkol/bulat. Berbeda dengan bayi yang mengkonsumsi ASI, bayi yang mengonsumsi susu formula kadangkala akan mengalami sembelit atau susah buang air besar. Curigai jika bayi yang mengkonsumsi susu formula bentuk fesesnya cair.
Kesulitan mendeteksi normal tidaknya feses akan terjadi bila ibu memberikan ASI yang diselang-seling susu formula. Misalnya, akan sulit menentukan apakah feses yang cair/mencret itu berasal dari ASI atau susu formula. Kalau mencretnya karena minum ASI, ini normal-normal saja karena
sistem pencernaannya memang belum sempurna.
Frekuensi buang air besar (BAB)
Paling penting untuk dipahami adalah bahwa frekuensi BAB pada setiap bayi pasti berbeda-beda. Bahkan, bayi yang sama pun, frekuensi BAB-nya akan berbeda di minggu ini dan minggu depannya. Umumnya di empat atau lima minggu pertama, dalam sehari bisa lebih dari lima kali atau enam kali.
Asalkan tidak menganggu proses pertumbuhannya, maka ibu tak pelu cemas. Bagi bayi yang mendapatkan ASI ekslusif biasanya bisa tidak BAB hingga seminggu lamanya. Tak perlu cemas, hal ini karena memang tidak ada ampas makanan yang harus dikeluarkan. .Semuanya dapat diserap dengan baik.
Feses yang keluar setelah itu juga harus tetap normal seperti pasta. Tidak cair yang disertai banyak lendir, atau berbau busuk dan disertai demam dan penurunan berat badan bayi. Jadi bukan karena gangguan sembelit.
Tetapi Bayi dengan ASI eksklusif juga dikatakan normal jika BAB sepuluh kali setiap hari.
Tips untuk Orang Tua
Anda tidak perlu takut dengan warna BAB bayi Anda. Warna BAB bayi bisa saja berubah sesuai dengan diaet yang dikonsumsi, matanngnya saluran pencernaan, dan bakteri normal. Jarang sekali perubahan warna bayi sebagai pertanda ada masalah pencernaan.
Biasanya perubahan warna feces bayi yang baru lahir berkisar antara kuning atau hjau atau coklat atau orange .
Ketika bayi mulai makanan padat (MPASI) , akan terlihat warna yang sesuai dengan apa yang bayi makan, misal makanan berwarna hijau ( bayam, buncis) akan bisa membuat warna feces hijau, makanan warna orange (wortel, labu ) dapat membuat warna feces orange sapai kuning. Orange, kuning, hijau atau coklat adalah warna feces yang normal.
Kapan saat untuk khawatir
- Jika warna feces putih pucat yang menetap. kemungkinan tidak ada cairan empedu dari hati untuk mencerna makanan.
- Jika warna feces hitam pekat. (kemungkinan ada darah dari saluran pencernaan turun ke usus)I
- Jika warna feces merah seperti darah segar, Biasanya menyatakan darah dari anus, namun bisa juga pengaruh dari obat, beets (umbi manis), dan dari makanan yang berwarna merah. Hal itu akan diketahui melalui test feces.
Artikel dikutip dari http://www.ayahbunda.co.id/bayi-gizi-kesehatan/kenali-warna-feses-bayi-sehat dan berbagai sumber lainnya.
0 comments: