Tantrum Pada Bayi dan Tips Mengatasinya



Tantrum (atau tantrum temper) adalah ledakan emosi, biasanya dikaitkan dengan anak-anak atau orang-orang dalam kesulitan emosional, yang biasanya ditandai dengan sikap keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, menjerit-jerit, pembangkangan, mengomel marah, resistensi terhadap upaya untuk menenangkan dan, dalam beberapa kasus, kekerasan. Kendali fisik bisa hilang, orang tersebut mungkin tidak dapat tetap diam, dan bahkan jika "tujuan" orang tersebut dipenuhi dia mungkin tetap tidak tenang.

Tantrum adalah salah satu bentuk yang paling umum dari perilaku bermasalah pada anak-anak tetapi cenderung menurun dalam frekuensi dan intensitas begitu anak tumbuh. Pada balita, tantrum atau amukan dapat dianggap sebagai normal, bahkan sebagai pengukur dari kekuatan pengembangan karakter.[

Sementara amukan kadang dilihat sebagai prediktor perilaku anti-sosial pada masa depan, dalam arti lain ia sekadar tanda frustrasi yang berlebihan yang sesuai dengan usia, dan akan berkurang seiring waktu diberi penanganan yang tenang dan konsisten.

Bayi (10 bulan) sudah tantrum. Ia akan menangis jika diletakkan di car seat atau terjatuh saat mencoba berdiri. Normalkah ini?

Sepertinya Anda termasuk Mama yang beruntung mendapat bayi kecil yang cerdas dan punya kemauan yang tinggi. Ia akan bertingkah ketika tidak mau melakukan sesuatu atau tidak bisa melakukan apa yang diinginkannya. Beberapa sifat yang membuatnya cenderung tantrum – kreativitas, ketekunan, dan sensivitas – sebenarnya akan menjadi aset yang berharga saat ia lebih besar. Pada saat ini, hal tersebut membuatnya merasa tidak nyaman.

Biasanya, ekspresi tidak senang ini baru muncul nantinya. Meski begitu, ada beberapa bayi yang bisa saja merasa lebih mudah frustasi ketimbang bayi yang lain. Anak yang impulsif akan mudah tantrum jika apa yang diinginkannya melebihi kemampuan yang dimilikinya. Nah, langkah pertama yang bisa Anda lakukan untuk membuat bayi Anda bisa mengatasi rasa tidak nyamannya adalah melihat situasi yang memicu terjadinya tantrum.

Lalu, Anda bisa melakukan intervensi sebelum ia keburu merasa frustasi. Bila salah satu dari bayi dr. Sears, pengasuh rubrik dr. Sears di www.parenting.com, merasa putus asa akibat terjatuh saat mencoba memanjat sofa, istrinya (Martha) dan dia tidak langsung mengangkatnya dan mendudukkannya di sofa. Sebaliknya, mereka menempatkan bantal-bantal di atas lantai dan membiarkan si kecil memeluknya. Hal ini sebenarnya merupakan versi yang lebih mudah dari apa yang sebenarnya ingin dia lakukan.

Sering kali, anak yang tantrum akan menunjukkan beberapa tanda sebelumnya, yakni tangan dan kakunya menjadi kaku, serta melengkungkan bagian belakang tubuhnya. Bila ini terjadi, segera memijatnya (secara perlahan usap-usaplah bagian belakang tubuh, tangan, dan telapak tangan).

Pilihan lain: Alihkan perhatiannya pada hal lain. Ketika putrinya, Hayden, mulai terlihat frustrasi, mereka cepat-cepat mengalihkan perhatiannya dengan membuat mimik muka lucu. Mereka menyebutnya sebagai strategi ‘menyelamatnya dari dirinya sendiri.’ Sekali keterampilan motorik dan verbal yang dilakukannya sesuai dengan keinginannya, tantrum akan mereda.

Bagi anda yang mempunyai anak prasekolah tiba-tiba anak anda marah dengan ekspresi yang tidak lazim seperti berbaring di lantai, berteriak teriak, menendang benda benda yang ada disekitar anda. Hal itu disebut dengan temper tantrum, kejadian alami pada anak anak usia 15 bulan hingga 4 tahun. Sikap yang ditunjukan berupa rasa tidak senang pada suatu objek atau lingkungannya.

Pada umumnya temper tantrum dapat dikategorikan menjadi tiga jenis yaitu usia dibawah 3 tahun yang sering diekspresikan dengan menangis, memukul, menjerit, menendang bahkan dalam kasus yang parah adalah membentur bentur kepalanya ke tembok. kedua pada usia tiga sampai empat tahun dengan ekspresi kemarahan yang diungkapkan dengan membanting, merengek, mengkritik bahkan sampai menghentak-hentakan kaki.

Terakhir adalah pada usia 5 tahun ke atas dengan mengkritik diri sendiri, memukul bahkan yang lebih parah merusak benda benda yang ada disekitarnya.

Penyebab terjadinya temper tantrum diantaranya adalah terhalangnya keinginan anak anda dalam mendapatkan sesuatu, ketika tidak berhasil dalam memenuhi keinginannya maka kemungkinan anak anda melakukan beberapa ekspresi-ekspresi kemarahan, selain itu temper tantrum dapat disebabkan oleh ketidakmampuan dalam mengungkapkan keinginan diri anak anda sehingga anak anda menuntut anda untuk memahaminya, sedangkan selanjutnya adalah perasaan tertekan yang dialami oleh anak anda sehingga melepaskan stress yang dialaminya.

Salah satu contohnya adalah ketika anak anda diajak dalam suatu perjalanan yang jauh dan melelahkan, tiba tiba menginginkan sesuatu yang tidak dimengerti oleh anda. Terakhir penyebab temper tantrum adalah pola asuh orang tua yang  yang menyebabkan tantrum yaitu anak anda terlalu dimanjakan dan mendapatkan penolakan atas keinginannya.

Salah satu yang harus diperhatikan adalah pola asuh orang tua. Pola asuh dapat diartikan perlakuan orang tua yang sangat mendasar. Hal yang harus diperhatikan adalah perilaku yang patut dicontoh yang ditimbulkan oleh orang tua pada anak, sehingga anak anda akan mengikuti kebiasaan anda. Selanjutnya kesadaran diri, berhubungan dengan mendorong perilaku anak dalam kesehariannya pada nilai-nilai moral.

Terakhir yang tidak kalah penting adalah komunikasi antara anda dan anak. Orang tua akan menerapkan pola komunikasi yang baik dalam membentuk hubungan bersama anaknya untuk menghindari ekspresi seperti temper tantrum pada anak.

Adapun untuk anda yang kesulitan dalam menghilangkan ekspresi kemarahan anak anda (temper tantrum) maka anda dapat melakukan beberapa cara dibawah ini :

1.    Bagi anda sebagai orang tua sebaiknya bersikap tenang dalam menghadapi anak anda yang mengalami temper tantrum.
2.    Anda dapat menghiraukan anak anda sampai kemarahannya reda, berikan peringatan dengan tegas (tanpa marah) mengenai aturan yang telah disepakati bersama.
3.    Hindari memukul anak anda, lebih baik anda mendekap dengan pelukan sampai anak anda tenang.
4.    Temukan alasan kemarahan anak anda sehingga anda dapat memberikan penjelasan yang sebenarnya.
5.    Sebaiknya anda tidak menyerah ketika anak anda marah, karena anak akan melakukan tindakan yang sama ketika menginginkan sesuatu lagi.
6.    Hentikan memberikan anak anda imbalan ketika akan menghentikan kemarahannya.
7.    Anda dapat mengarahkan kemarahan anak anda pada hal hal yang positif.
8.    Anda dapat menyingkirkan benda benda yang berbahaya dari sekitar anak anda yang sedang marah.
9.    Anda harus membiasakan komunikasi yang terbuka dengan anak dan juga berikanlah pujian apabila kemarahannya telah selesai.

Artikel dikutip dari berbagai sumber:
http://bidanku.com/cara-mengatasi-temper-tantrum-pada-anak
http://www.parenting.co.id/bayi/penyebab+bayi+tantrum
https://id.wikipedia.org/wiki/Tantrum

0 comments: