Hindari Kebiasaan Meniup Makanan Panas, Ini Alasannya!
Saat menyantap makanan atau minuman panas, kita cenderung meniupnya agar lebih cepat dingin dan bisa segera dikonsumsi. Namun, sebaiknya kebiasaan tersebut mulai dihindari, karena ternyata bisa memicu hal negatif bagi kesehatan, lho!
Membuka peluang kontaminasi virus dan bakteri
Dengan meniup makanan, potensi kuman maupun virus di mulut untuk berpindah ke makanan akan semakin besar. Jika kita mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi, akan ada peluang untuk tertular juga.
Misalnya virus influenza dan TBC yang penyebarannya bisa secara langsung, bahkan melalui udara. Penyakit lebih serius seperti hepatitis juga bisa menular dengan kegiatan sederhana ini.
Memicu masalah kesehatan
Uap air yang bereaksi dengan CO2 atau gas karbondioksida yang keluar dari mulut, akan membentuk senyawa asam karbonat (carbonic acid). Karena bersifat asam, hal ini bisa memicu ketidakseimbangan pH dalam darah.
Meski demikian, sejumlah ahli masih memperdebatkan pernyataan ini karena sebagian berpendapat reaksi uap air (H2O) dan CO2 terjadi pada suhu dan tekanan tinggi. Asam karbonat (H2CO3) baru terbentuk pada 25 derajat Celcius, Kc = 1.70 x 10-3. Di samping itu, H2CO3 termasuk asam yang lemah layaknya cuka yang cukup aman jika masuk ke dalam tubuh.
Masalah lain yang mungkin akan timbul adalah jika (makanan) mengandung kalsium oksida (CaO). Saat makanan dengan senyawa tersebut ditiup dan bereaksi dengan CO2 dalam napas, maka akan menghasilkan batu kapur (CaCO3). Endapan CaCO3 dalam jumlah banyak bisa memicu terbentuknya batu ginjal.
Meniup makanan dianggap sesuatu yang tak sopan di negara tertentu.
Meniup makanan panas memang tujuannya untuk membuat makanan jadi dingin dan lebih nyaman untuk dikonsumsi. Namun, di saat bersamaan, makanan atau minuman jadi bercampur dengan bakteri atau virus yang terdapat di dalam mulut. Mulut mengandung banyak mikroorganisme berupa bakteri dan virus yang segera berpindah ketika kamu meniup makanan. Jadi, makanan memang dingin tapi jadi banyak mikroorganisme-nya.
Hal ini juga berlaku untuk para orang tua yang sering meniupkan makanan panas pada anaknya. Makanan untuk anak menjadi penuh dengan mikroorganisme yang berasal dari mulut orang tua. Situasi inilah yang sebenarnya bisa membuat anak menjadi lebih mudah jatuh sakit.
Kasus lain yang bikin meniup makanan panas itu berbahaya adalah reaksi kimia yang menghasilkan asam karbonat. Secara alami, asam karbonat atau H2CO3 merupakan senyawa kimia yang sudah hadir di dalam tubuh untuk mengatur kadar keasaman darah.
Proses meniup makanan membuat makanan menjadi mengandung asam karbonat akibat reaksi kimia yang terjadi antara karbon dioksida (CO2) dan air (H2O). Hasilnya, kadar keasaman darah menjadi tidak stabil dan berbahaya untuk kesehatan, khususnya kesehatan jantung.
Cara terbaik adalah membiarkan makanan untuk beberapa saat. Secara alami, makanan akan menyesuaikan dengan suhu ruangan atau turun secara signifikan jika tidak terkena panas lainnya. Selain itu, anda juga bisa menggunakan kipas untuk memberikan udara sehingga makanan cepat dingin dan lebih nyaman dikonsumsi.
Sumber:
https://www.idntimes.com/food/dining-guide/putriana-cahya/3-alasan-menghentikan-meniup-makanan-panas-1/full
https://www.lemonilo.com/blog/sering-meniup-makanan-panas-hentikan-sekarang-juga-karena-inilah-resikonya
0 comments: